Szent Istvan

Szent yang saat itu berumur 10 tahun digandeng diantara kedua orang tuanya. Mereka terlihat sangat gembira tanpa mengetahui perampok yang mengintai di belakang. Szent masih tertawa sambil mendongak ke ayahnya sampai karena tidak memperhatikan jalan, ia terjatuh. Ia menangis, tidak aneh, walaupun lukanya kecil. Ayah dan ibunya tersenyum dan berjongkok di sebelahnya sementara ayahnya meniup-niup luka Szent dengan maksud menghilangkan rasa sakitnya. Sementara perampok itu sudah mengeluarkan pisau lipatnya yang memantulkan bulan purnama malam itu. Ibu Szent dan ayahnya masih membungkuk tersenyum agar ia tidak menangis lagi sementara perampok itu berlari ke arah ibunya yang tepat membelakangi perampok tersebut.

Pisau itu berlumuran darah setelah dicabut dari punggung ibunya sementara Szent masih terpaku kaget di tempatnya. Perampok itu tersenyum. Ia menikmatinya. Menikmati kehidupan yang baru dibuangnya. Ayah Szent berdiri cepat, yang langsung tumbang lagi karena tusukan tiba-tiba tepat di jantungnya. Szent menangis ketakutan tanpa suara melihat mayat orang tuanya sementara perampok itu mengambil dompet, perhiasan dan semua barang berharga orang tuanya. Ia hampir pergi. Tapi dilihatnya Szent belum kabur dan masih duduk menangis di tempatnya.

Perampok itu berjalan medekai Szent dengan pisau berdarah yang diacungkan. Ia tersenyum lagi, menggumamkan sesuatu yang berhubungan dengan Kanouean yang dihinanya dan memuji-muji Kanouean--sambil berdiri di hadapan Szent yang mendongak ketakutan sekarang. Ingin rasanya ia untuk membunuh orang itu dengan menusuk jantungnya dengan sebatang kayu berdimeter tengah sekitar 20 centimeter supaya perampok itu bisa merasakan kesakitan yang diberikannya pada orangtua Szent. Aneh, tak berapa lamaperampok itu terjatuh dari tempatnya berdiri semula, berteriak-teriak kesakitan sambil memegang bagian tengah tubuhnya. Szent yang melihat itu sebagai kesempatan untuk lari sudah bersiap meningalkan tempat itu. Tapi langkahnya terhenti begitu melihat mayat kedua orangtua,

Perampok itu pantas mati, dan saat itu juga ia berlari ke arah perampok itu dan membantainya